Menu Close Menu

Waspada Cuaca Ekstrem! Ini Panduan Lengkap Perjalanan Aman Libur Nataru 2025/2026: Jangan Sampai Niat Liburan Jadi Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 21.20 WIB


JAKARTA – Euforia libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 dibayangi ancaman hidrometeorologi. Periode libur panjang kali ini bertepatan dengan puncak musim hujan, memaksa para pelancong untuk ekstra waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, banjir, hingga tanah longsor.


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini untuk sejumlah wilayah krusial, termasuk Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, dan Papua. Merespons hal ini, Polri melalui Operasi Lilin 2025 menekankan bahwa keselamatan nyawa adalah harga mati yang tak bisa ditawar.


Bagi Anda yang hendak melintas jalur darat, laut, maupun udara, persiapan biasa saja tidak cukup. Berikut rangkuman tips perjalanan aman hasil kurasi tim redaksi dari panduan BMKG dan Korlantas Polri:


1. Cek 'Senjata' Sebelum Tempur

Jangan modal nekat. Persiapan matang adalah kunci menghindari mogok di tengah badai atau terjebak macet horor.


Pantau Langit via Digital: Sebelum starter mesin, cek dulu aplikasi InfoBMKG, situs www.bmkg.go.id, atau akun X @infoBMKG. Jika ada peringatan merah (ekstrem), tunda keberangkatan. Nyawa lebih berharga dari tiket hangus.


Kesehatan Kendaraan: Pastikan kondisi ban (tekanan & alur), wiper yang menyapu air dengan sempurna, lampu, aki, dan rem berfungsi optimal. Lakukan spooring-balancing. Pengguna motor wajib pakai helm SNI dan jas hujan model baju-celana (bukan ponco).


Dokumen & E-Toll: Siapkan saldo uang elektronik lebih. Jangan sampai jadi biang kemacetan di gerbang tol karena saldo kurang.


Hindari Tanggal 'Neraka': Catat prediksi puncak arus ini:


Mudik: 20-24 Desember 2025


Balik: 28 Desember 2025 serta 2-4 Januari 2026.


Tips: Berangkatlah di luar tanggal tersebut atau ambil jam ganjil (dini hari) untuk menghindari penumpukan.


2. Teknik Berkendara di Tengah Badai

Jalanan basah bukan sirkuit. Teknik mengemudi saat hujan membutuhkan skill dan kesabaran ekstra.


Waspada Aquaplaning: Ini pembunuh senyap. Saat ban melibas genangan air dan kehilangan cengkeraman (terasa melayang), jangan injak rem mendadak. Kurangi gas perlahan dan jaga kemudi tetap lurus.


Jaga Jarak Aman: Rumus 3 detik di cuaca kering harus ditambah menjadi 4-5 detik saat hujan. Visibilitas rendah dan jalan licin butuh jarak pengereman lebih panjang.


Nyalakan Lampu Utama: Meski siang hari, nyalakan lampu (bukan lampu hazard) agar terlihat oleh pengendara lain. Gunakan engine brake untuk mengurangi kecepatan, hindari mengerem keras.


Istirahat Itu Wajib: Jangan memaksakan diri. Mampir ke rest area setiap 2-4 jam. Lelah ditambah cuaca buruk adalah resep kecelakaan fatal.


3. Siasat Moda Transportasi Lain & Keamanan Rumah

Bagi pengguna kapal laut dan pesawat, cuaca adalah "bos" yang menentukan jadwal.


Laut: Pantau terus jadwal ASDP dan peringatan gelombang tinggi. Penundaan keberangkatan kapal sering terjadi demi keselamatan. Bersabarlah.


Udara: Antisipasi delay. Siapkan hiburan atau buku bacaan di bandara.


Rumah Aman: Sebelum pergi, cabut regulator gas, matikan aliran listrik yang tidak perlu, dan kunci rapat semua akses. Jika perlu, pasang CCTV yang bisa dipantau via HP atau titipkan pesan pada tetangga/RT setempat.


"Prioritaskan keselamatan daripada kecepatan. Lebih baik terlambat sampai tujuan daripada tidak sampai sama sekali," ujar himbauan resmi dari Korlantas Polri.


Pantau terus kondisi lalu lintas terkini melalui aplikasi Travoy atau saluran NTMC Polri. Selamat menikmati libur Nataru bersama keluarga tercinta, tetap waspada dan hati-hati di jalan!

Komentar