Menu Close Menu

Tekad Bersama, Kominfo dan Muslimat NU Siap Berantas Hoaks

Minggu, 10 Maret 2019 | 22.28 WIB
DHEAN.NEWS NGANJUK -  Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Pengurus Muslimat NU menyepakati nota kesepahaman untuk memberantas penyebaran informasi hoaks. Penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) itu ditujukan untuk menangkal maraknya informasi hoaks yang telah  masuk sampai ke desa.

Menteri Kominfo Rudiantara mengungkapkan arti penting kerja sama dengan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) untuk memerangi dan menangkal maraknya konten negatif di media sosial. Menurutnya, berita hoaks adalah musuh musuh nyata yg harus masyarakat hadapi bersama.

"Kenapa saya utamakan ibu? Karena ibu disebutkan dalam hadits Bukhari-Muslim, ummuka, ummuka, ummuka (ibumu)," kata Rudiantara usai penandatangaan nota kesepahaman di Desa Gempol Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, Minggu (10/3/2019).

Menurut Menteri Kominfo pesatnya perkembangan teknologi terutama telepon seluler menjadi salah satu sarana penyebaran hoaks dan konten negatif. Rudiantara menggambarkan saar ini akses internet penduduk Indonesia cukup besar, hampir mendekati angkat 150 juta.  "Kalau kader Muslimat NU 30 juta, itu 30 persen dari penduduk Indonesia," ungkapnya di hadapan sekitar 10.000 ibu-ibu Muslimat NU.

Menteri Rudiantara meyakinkan muslimat dengan jutaan kadernya kadernya menjadi salah satu kunci strategis dalam melawan penyebaran informasi hoaks, terutama dari lingkungan keluarga. 

"Ibu-ibu, hoaks sangat banyak di sekitar kita, dengan kekuatan puluhan juta kader, kami yakin bisa tertangani. Ibu, sampaikan ke suami, keluarga, tetangga tentang berita yang positif,” ujarnya.

Untuk melawan hoaks ini bisa dilakukan dalam berbagai aspek, termasuk dalam aspek pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang baik untuk mendukung efektivitas penyebaran informasi positif agar lebih masif lagi. “Internet juga diharapkan menopang perkembangan bisnis online yang sedang ramai di masyarakat,” tambah Menkominfo.

Sebanyak 771 Hoaks, kabar bohong, berita palsu berhasil diidentifikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI pada periode Agustus 2018 sampai dengan Februari 2019.

Jumlah konten hoaks yang beredar di  terus meningkat dari bulan ke bulan. Di bulan Agustus 2018, hanya 25 informasi hoaks yg diidentifikasi oleh Tim AIS Subdit Pengendalian Konten Ditjen Aplikasi Informatika. Di September 2018, naik menjadi 27 hoaks, sementara di Oktober  dan November 2018 masing-masing di angka 53 dan 63 hoaks. Di bulan Desember 2018, jumlah hoak terua naik di angka 75 konten.

Turut hadir dalam acara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Bupati Kabupaten Nganjuk, Marhaen Djumadi, Kapolres Kabupaten Nganjuk, AKBP Dewa Nyoman Nanta Wiranta serta pejabat Kementerian Kominfo. 



Deklarasi Antihoaks

Dalam acara tersebut, Gubernur Jawa Timur yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa. Ia mengingatkan kepada anggotanya agar lebih giat lagi melawan informasi hoaks yang beredar di lingkungan sekitarnya.

"Menteri Kominfo sudah hadir. Biasanya kan kalau MoU itu dilakukan di kantor atau di hotel. Hari ini, MoU dilakukan kampung. Karena apa? Karena, hoaks sekarang sudah masuk kampung-kampung," ungkap Khofifah. 

Maraknya hoaks yang beredar di media sosial menjadi keprihatinan semua pihak tidak terkecuali organisasi Muslimat NU. Ibu-ibu rumah tangga sangat rentan terhadap informasi yang tidak bertanggung jawab, apalagi kurangnya informasi sehingga tidak bisa memilah mana informasi yang benar dan yang bohong.

Dalam momentum Peringatan Hari Lahir Muslimat NU Ke 73 di Desa Gempol, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk juga dilakukan Deklarasi Anti Hoaks dan Ghibah. 

"Kami pengurus dan anggota Muslimat NU Cabang Nganjuk siap mendukung dan mengkampanyekan gerakan anti hoaks dan ghibah khususnya bagi ibu-ibu, sebagai warga negara yang baik untuk menjaga persatuan kesatuan bangsa," terang Ketua Muslimat NU Cabang Nganjuk, Sri Winarni.

Melalui deklarasi dan penandatanganan kesepahaman itu, menurut Sri Winarni, Pengurus Muslimat NU Cabang Nganjuk, akan melakukan pembelajaran dan sosialisasi. "Paling tidak ada 10 ribu anggota Muslimat NU, yang hadir dalam acara ini, maka dari mereka sudah bisa menjadi ujung tombak untuk sosialisasi memerangi hoaks dan ghibah," katanya. 



Komentar