Menu Close Menu

Menpar : Asian Games Momentum Membangun Nation Branding

Senin, 03 September 2018 | 21.29 WIB

DHEAN.NEWS JAKARTA - Tak ada yang menyangka bahwa opening ceremony Asian Games 18 Agustus lalu begitu luar biasa dan mendapatkan apresiasi tak hanya dari seluruh rakyat Indonesia tapi juga masyarakat dunia.

Saya sendiri yang dua hari sebelum pembukaan Asian Games mengikuti gladi resik tidak menyangka bahwa hasilnya akan sehebat ini. Kenapa? Karena pada saat gladi resik ada dua mata acara yang paling fenomenal yang sengaja dirahasiakan yaitu, adegan pembuka dan adegan penutup. Pertama, adegan pembuka adalah aksi Pak Jokowi naik moge di intro acara. Kedua, adegan penutup adalah detik-detik penyalaan kaldron Asian Games.

Alhasil, pada saat hari-H opening ceremony saya surprise dan betul-betul merasakan moment of truth dari acara tersebut.

Sekitar tiga jam perhelatan acara, tak sedikitpun terasa kebosanan karena dari menit ke menit berikutnya kita disuguhi kejutan demi kejutan. Mulai dari tarian Ratoh Jaroe Aceh yang kompak dan kolosal dengan 1600 penari; tarian Kecak Bali yang ritmis dan eksotis, hingga 19 tarian Nusantara yang menggambarkan keberagaman tradisi budaya Indonesia.

Belum lagi stadion GBK yang disulap menjadi panggung raksasa berbentuk gunung selebar 130 meter dan tinggi 27 meter dengan rainforest yang berisi beraneka flora khas Indonesia, serta air terjun setinggi 17 meter yang menampung 60 ton kubik air.

Mengenai stadion GBK yang disulap menjadi lanskap pegunungan yang begitu grand ini terus-terang saya betul-betul nggak terpikir, membayangkan saja nggak pernah.

Tak pelak lagi, opening ceremony ini betul-betul sempurna memanggungkan kekayaan budaya Indonesia ke masyarakat dunia: “Bring Indonesia culture to the world.”

Kita patut berbangga karena sukses opening ceremony ini mendapatkan apresiasi luar biasa dari seluruh dunia. Surat kabar paling berpengaruh di dunia The New York Times misalnya, memuji acara pembukaan Asian Games dengan memberi judul tulisannya: “Indonesia Welcomes Asia with Explosive Opening Ceremony”.


Sementara The Straits Times menulis: “Asian Games: Indonesia Welcomes for Continent 18th Asiad with Spectacular Opening Ceremony.”

Momentum Kesuksesan opening ceremony Asian Games meyakinkan saya bahwa Asian Games harus kita jadikan momentum untuk meluncurkan nation branding Indonesia.

Kenapa momentum? Karena selama dua minggu pelaksanaan Asian Games kita disorot oleh masyarakat dunia. INASGOC sudah mengonfirmasi bahwa Asian Games diliput oleh 11 ribu media dalam dan luar negeri. Itu artinya, perhatian dunia tertuju ke Indonesia.

Seperti telah kita tunjukkan saat opening ceremony, melalui Asian Games kita bisa menunjukkan kepada dunia mengenai kekayaan budaya Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Asian Games bisa menjadi platform untuk menunjukkan identitas bangsa.

Belajar dari bangsa lain, banyak negara-negara yang menggunakan event olahraga seperti Olimpiade, Piala Dunia, atau Asian Games untuk mendongkrak nation brand mereka. Ambil contoh Cina yang memanfaatkan Olimpiade 2008 Beijing untuk mendongkrak citra dan reputasi Cina sebagai pemimpin ekonomi dunia menggantikan Amerika Serikat.

Australia memanfaatkan momentum Olimpiade 2000 Sidney untuk melakukan repositioning dengan membentuk citra baru sebagai destinasi wisata bergengsi di dunia. Bahkan kemudian Pemerintah Australia menindaklanjutinya dengan melakukan kampanye pariwisata besar-besaran lewat peluncuran branding baru “Brand Australia: Life in a Different Light” pada tahun 2004.

Begitu juga Afrika Selatan yang sangat smart memanfaatkan event Piala Dunia 2012 untuk menunjukkan kepada dunia posisi negara ini sebagai negara termaju di benua Afrika (Africa’s most developed economy). Afrika Selatan juga menggunakan event Piala Dunia untuk menghapus bersih citra buruk Afrika Selatan sebagai negara yang melegalkan praktek apartheid.

Lebih Fokus Perlu diketahui, sejak tahun lalu sesungguhnya kita telah mempersiapkan konsep nation brand Indonesia. Perumusan nation brand ini mengacu pada arahan Pak Presiden pada Rapat Kabinet Terbatas tanggal 3 Februari 2017 dimana beliau menekankan pentingnya nation brand bagi daya saing Indonesia.

“Nation Branding Indonesia bukan sekedar logo dan slogan. Lakukan konsolidasi, sehingga kita mampu nantinya bersaing dengan negara-negara yang lain ...Reputasi positif betul-betul dirasakan orang ketika datang ke Indonesia. Perlu bersama kita bekerja lebih fokus dalam mewujudkan itu,” begitu pesan Pak Presiden.

Pembentukan nation brand penting mengingat reputasi Indonesia di dunia internasional masih rendah di bawah negara-negara pesaing terdekat. Padahal dengan aset yang dimiliki kita punya potensi yang amat besar.

Menurut survei Anholt-GFK Roper, di tahun 2016 kita hanya menduduki posisi 40 dalam peringkat Nation Brand Index. Posisi ini merupakan yang terendah dibandingkan negara-negara pesaing terdekat seperti Thailand (peringkat 31), Singapura (24), India (30), dan Cina (25).

Di samping itu seperti diinginkan oleh Pak Presiden, kita harus lebih fokus dalam membangun nation brand dengan cara mengonsolidasikan semua upaya kita dalam membentuk citra Indonesia di mata dunia internasional.

Seperti diketahui persepsi nasional yang kita bangun untuk menarik tourist, trader, investor (TTI) hingga saat ini masih dilakukan secara terpisah-pisah oleh masing-masing kementerian (Kemenpar, Kemendag, BKPM). Nah, dengan adanya nation brand, diharapkan nation brand identity itu hanya satu sehingga lebih fokus

3C: Competence, Contribution, Communication
Seperti arahan Pak Presiden, nation brand Indonesia bukanlah sebatas logo atau slogan semata, tapi mengandung keseluruhan unique value yang kita berikan kepada tourists, traders, investors (TTI) sehingga mereka mau berwisata, berdagang, dan berinvestasi di Indonesia. Dengan menciptakan unique value itu maka akan terbentuk citra, identitas, dan reputasi Indonesia di mata internasional.

Konsep nation brand Indonesia mengandung tiga elemen yang saya singkat menjadi 3C yaitu: Competence, Contribution, Communication.

Pertama, Competence artinya kita memiliki kemampuan unggul dalam menarik TTI. Dari sisi turisme kita memiliki kekayaan budaya, keindahan alam, dan keramahtamahan masyarakat yang menjadi daya pemikat turis dari seluruh dunia untuk datang. Hal ini dapat dinikmati pada saat Pembukaan Asian Games 2018, sehingga ada yang berkomentar bahwa DNA bangsa Indonesia adalah pada sektor Budaya. Dari sisi perdagangan kita memiliki kekayaan alam melimpah yang akan menarik para pengusaha dari seluruh dunia untuk berdagang di Indonesia. Dan dari sisi investasi kita harus menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk bertumbuhnya bisnis para investor.

Kedua, Contribution artinya kita memberikan kontribusi kepada dunia berupa keakeragaman kebudayaan dari berbagai daerah di Nusantara. Dari acara pembukaan Asian Games minggu lalu yang menampilkan berbagai budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke saya semakin yakin bahwa DNA bangsa ini terletak pada keanekaragaman budayanya. Karena itu “Unity in Diversity” harus menjadi identitas bangsa yang unik dan berbeda dari bangsa lain.

Ketiga, Communication artinya bahwa Competence dan Contribution di atas harus kita komunikasikan ke seluruh masyarakat internasional sehingga terbentuk reputasi bangsa positif di mata mereka. Komunikasi ini dilakukan baik melalui komunikasi media, maupun pengalaman (experience) langsung yang diterima oleh tourist, trader, investor, saat mereka berwisata, berdagang, dan berinvestasi di Indonesia.

Elemen ketiga dari konsep 3C yaitu Communication memegang peran yang amat krusial dalam pembentukan nation brand Indonesia. Kenapa? Karena sehebat apapun Competence yang kita miliki dan setinggi apapun Contribution yang bisa kita berikan ke dunia, kalau tidak bisa kita komunikasikan dengan baik ya nggak ada gunanya.

Dan itulah yang terjadi hingga sekarang. Selama ini kita memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, keindahan alam yang eksotis, dan sumber daya alam melimpah, namun kita kurang mumpuni dalam mengomunikasikannya ke target market yaitu tourist, trader, dan investor.

Berbicara mengenai komunikasi nation brand, maka momentum seringkali menjadi faktor kunci kesuksesan. Dan berbicara mengenai momentum, maka dalam dua minggu ini kita punya momentum emas setengah abad sekali yang nggak boleh kita lewatkan, yaitu Asian Games. Di saat inilah, ketika ada perhelatan Asian Games yang diliput oleh 11 ribu media, saat yang tepat untuk membangun Nation Brand.

Mari kita jadikan momentum Asian Games untuk membangun Nation Brand Indonesia.

Komentar