Menu Close Menu

Lebih Dekat Dengan Hari Habitat

Sabtu, 22 September 2018 | 13.28 WIB

DHEAN.NEWS JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan hari Senin pertama bulan Oktober setiap tahun sebagai Hari Habitat Dunia. Peringatan Hari Habitat Dunia bertujuan untuk merefleksikan keadaan kota-kota dan pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal yang layak. Peringatan ini menjadi refleksi bagi kita semua bahwa kita memiliki kemampuan dan tanggung jawab bersama atas masa depan kota dan tempat tinggal kita.

Salah satu masalah utama perkotaan adalah masalah sampah. Jumlah limbah yang dihasilkan oleh individu bertambah setiap hari dan sering kali membebani pemerintah terkait regulasi, anggaran pengelolaan hingga keharusan untuk melakukan edukasi pada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Diketahui, pengumpulan dan pembuangan limbah padat yang buruk dapat menyebabkan polusi udara dan air  serta masalah kesehatan yang serius .

Pengelolaan limbah padat dan masalah sampah kota telah menjadi perhatian dunia. Terkait masalah sampah laut, ternyata riset menyatakan bahwa 80% sampah laut (marine debris) berasal dari darat. Maka perbaikan infrastruktur pengelolaan sampah darat baik dari sektor domestik maupun industri  menjadi keharusan.

Masalah sampah juga tercantum dalam SDGs. Diketahui, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs) dan Persetujuan Paris COP 21 juga membahas salah satu masalah utama perkotaan, yakni: pengelolaan limbah padat. Sebagaimana disebutkan dalam Target dari SDG11.6  : mengurangi dampak lingkungan per kapita yang merugikan kota, termasuk dengan memberi perhatian khusus pada kualitas udara dan manajemen limbah kota dan pada butir SDG 12 tentang pengelolaan limbah yang ramah lingkungan serta manajemen limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, penggunaan kembali/guna ulang dan pengurangan limbah makanan dengan dikonversi menjadi pupuk/kompos.

Gerakan Indonesia Bersih

Tema Hari Habitat Dunia tahun ini adalah Pengelolaan Limbah Padat  (Solid waste management). Kalau Kenya, Afrika terpilih sebagai lokasi puncak peringatan global Hari Habitat Dunia. Sementara ibukota Sulawesi Tengah, kota Palu terpilih menjadi lokasi puncak peringatan Hari Habitat Dunia untuk Indonesia dengan rangkaian kegiatan bertema; Gerakan Indonesia Bersih dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sebagai koordinator nasional serta didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Kota Palu serta berbagai kementerian dan lembaga terkait.

Gerakan Indonesia Bersih mengajak berbagai unsur masyarakat melakukan aksi bersih serentak di 34 propinsi pada tanggal 28 September hingga 03 Oktober 2018. Aksi Bersih meliputi pembersihan jalan, pasar, terminal, perkantoran, sekolah, perumahan hingga fasilitas umum, serta pembersihan pantai, juga sungai dan bantarannya.

Sementara kota Palu yang didapuk sebagai lokasi puncak peringatan Hari Habitat Dunia di Indonesia juga menjadi percontohan penerapan pengelolaan tempat pembuangan akhir dan tempat pembuangan sementara untuk daerah perkotaan.

Persiapan peringatan Hari Habitat dan Gerakan Indonesia Bersih telah berlangsung di Kota Palu. Rapat dipimpin oleh Wakil Walikota Palu Sigit Purnomo Said dengan dihadiri oleh perwakilan Kemenko Kemaritiman, KemenPUPR, Kementerian Pariwisata, Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Sesditjen Cipta Karya Rina Agustin menekankan bahwa semua aksi bersih harus dikoordinasikan dengan angkutan sampah dan lokasi TPA agar tidak terjadi penumpukan sampah pada lokasi-lokasi penampungan sementara. “Karena kita menginginkan aksi bersih ini sebagai rangkaian pengelolaan sampah terpadu. Dari angkutan sampahnya sampai tempat pembuangan akhirnya harus terkoneksi. Manajemen dan infrastruktur TPA harus sesuai dengan kebutuhan dan berkelanjutan”. Sesditjen Rina mengapresiasi pemerintah kota Palu yang telah melakukan penutupan sampah, “Sampah di TPA harus ditutup sebelum 5 hari agar lalat tidak sempat menetaskan larva. Dengan penutupan ini lalat dan bau tidak akan ada. Penutupan sampahnya bisa dengan tanah atau dengan geomembrane. Gas methane yang dihasilkan bisa dikelola menjadi energi yang dapat dimanfaatkan untuk TPA tersebut” imbuhnya.

Asisten Deputi Bidang Pendidikan Maritim Kemenko Maritim Tb.Haeru Rahayu dalam paparannya mengatakan bahwa membersihkan kota dan sungai bukanlah hal yang mustahil. Meskipun kelihatannya berat pada awalnya, bila dikerjakan dengan komitmen penuh, konsistensi dan bersama-sama, masalah sampah dapat diatasi. Asdep Tb.Haeru mencontohkan kegiatan aksi bersih Cilincing dan aksi bersih Citarum yang bersinergi dengan TNI, pemerintah daerah, kementerian/lembaga , mahasiswa dan berbagai komunitas telah memperlihatkan banyak perbaikan dalam waktu yang relatif singkat. Sementara Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Rina Agustin dalam rapat ini memaparkan rencana aksi Gerakan Indonesia Bersih yang meliputi gerakan bersih di Kawasan pemukiman, gerakan bersih di sarana dan prasarana publik, gerakan bersih di Kawasan pantai dan sungai, gerakan bersih di TPA, peremajaan angkutan sampah, pekan 3R (Reduce,Reuse,Recycle) dan produksi pupuk. Sementara, pelaksanaannya meliputi aksi serentak diseluruh Indonesia yang dikoordinasikan secara nasional oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman didukung oleh kementerian/lembaga, TNI/Polri, BUMN, Pemda, pegiat lingkungan, komunitas dan masyarakat. Kegiatan berlangsung dimulai pada hari krida (Jumat 28 September 2018) dan acara puncak di Kota Palu pada tanggal 1 Oktober 2018 yang diharapkan dapat dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

Kemenko Maritim juga memberikan dukungan dengan menyumbangkan incinerator buatan anak bangsa yang akan tiba di Palu pada tanggal 28 September mendatang. “Incinerator ini buatan anak bangsa. Buatan Cirebon, tepatnya” jelas Asdep TB.Haeru,”Produksi lokal yang dirancang agar dapat membakar sampah pada suhu tertentu, tanpa menimbulkan polusi udara. Kalau tidak salah sekitar 600°C. Nanti tim kami bersama teknisi akan datang lagi untuk membantu proses instalasinya”.

Usai memimpin rapat,Wakil Walikota Palu Sigit Purnomo Said menyampaikan apresiasinya atas dipilihnya kota Palu sebagi lokasi puncak peringatan Hari Habitat, “Masalah sampah bukan cuma masalah kota Palu, melainkan masalah Indonesia serta masalah dunia. Dan salah satu cara untuk mengatasinya adalah kerja bersama. Baik dari pemerintah dan masyarakat juga dari regulasi, fasilitasi hingga edukasi warga. Kami berterimakasih, kota kami, dipilih sebagai lokasi peringatan Hari Habitat”, pungkasnya. *

Komentar