Menu Close Menu

Sulsel Siap Jadi Sentra Hilirisasi Rumput Laut, Sekda Terima Audiensi Oceva Indonesia Bahas Investasi Pabrik di Takalar

Jumat, 06 Juni 2025 | 18.28 WIB

 

MAKASSAR — Komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk memperkuat industri maritim nasional kembali mendapat sorotan. Kali ini, peluang besar datang dari sektor hilirisasi rumput laut. Pada Kamis, 5 Juni 2025, Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, menerima audiensi dari Oceva Indonesia, perusahaan nasional yang bergerak di bidang pengolahan hasil laut, bertempat di Toraja Room, Kantor Gubernur Sulsel.

Audiensi tersebut membahas secara spesifik rencana investasi pabrik pengolahan rumput laut yang akan dibangun di wilayah Sulsel. Turut hadir dalam pertemuan strategis itu perwakilan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) serta Kepala Inspektorat Sulsel.

"Investasi ini tidak bisa jalan tanpa MoU yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak. Kami akan tindak lanjuti dengan surat dukungan resmi dari kepala daerah," ujar Jufri Rahman dalam sambutannya.

Ia menyarankan Kabupaten Takalar sebagai lokasi utama pembangunan, mengingat letaknya yang strategis dan dekat dengan sentra bahan baku rumput laut, sehingga bisa menekan biaya logistik dan operasional.

Takalar Disiapkan Jadi Lokomotif Industri Rumput Laut Nasional

Diketahui, Sulawesi Selatan merupakan salah satu lumbung rumput laut terbesar di Indonesia, dengan produksi dominan berasal dari Takalar, Maros, Pangkep, Bone, dan Selayar. Komoditas ini sebagian besar diekspor ke Tiongkok, Jepang, dan Eropa.

“Mereka butuh minimal 11 hektare lahan. Takalar paling ideal. Dekat laut, dekat produsen, dan dekat Makassar sebagai simpul ekspor,” jelas Jufri.

Oceva Targetkan Proyek Berjalan dalam Enam Bulan

Sementara itu, Founder Oceva Indonesia, Fahrana Amelia Lubis, mengungkapkan bahwa proyek pabrik ini merupakan bagian dari roadmap hilirisasi nasional yang telah mereka rancang sejak 2024.

"Hari ini kami datang untuk membangun kerja sama awal dan meminta dukungan dari Pemprov. Ini langkah penting untuk memuluskan masuknya investasi asing di sektor pengolahan rumput laut," ujar Fahrana.

Ia menambahkan, Sulsel dipilih karena menyumbang lebih dari 65% produksi rumput laut nasional, menjadikannya lokasi paling strategis untuk proyek percontohan (pilot project) industri pengolahan dan ekspor.

Dampak Positif: Ekonomi Rakyat & Pemerataan Kesejahteraan

Lebih dari sekadar investasi, Oceva ingin memastikan proyek ini berdampak langsung pada ekonomi masyarakat. Sistem yang akan diterapkan menekankan pada keadilan distribusi keuntungan, sehingga petani rumput laut dan pelaku lokal turut merasakan manfaatnya.

"Kami ingin sirkulasi kekayaan ini tidak berhenti di pelaku industri saja, tetapi juga sampai ke petani dan masyarakat lokal,” ungkap Fahrana.

Jika proyek ini berhasil diimplementasikan, Oceva membuka peluang untuk mereplikasi model investasi serupa di provinsi lain, sekaligus menjadikan Sulawesi Selatan sebagai role model hilirisasi hasil laut di Indonesia.

Komentar