Menu Close Menu

Ini Hasil Penelitian Potensi Masalah Dalam Pemilu 2019 di Gowa

Senin, 21 Januari 2019 | 22.10 WIB
DHEAN.NEWS GOWA - Laboratorium Ilmu Politik Kampus UIN Alauddin Makassar (UINAM) memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukannya mengenai potensi masalah yang diduga dapat terjadi dalam Pemilu 2019 mendatang di wilayah Kabupaten Gowa.

Hasil penelitian itu dipaparkan langsung oleh Ibu Resti selaku Kepala Pengembangan Penelitian Ilmu Politik UINAM, di Aula Endra Dharmalaksana Polres Gowa, pada Senin (21/01) pagi ini.

Turut hadir Kapolres Gowa Akbp Shinto Silitonga, SIK., MSi, Ketua Bawaslu Gowa Bpk. Samsuar Saleh, Komisioner Bawaslu Sulsel Divisi Pengawasan Bpk. Syaiful Jihad, para peneliti dari Kampus UINAM, serta para pju, kasat, kapolsek dan perwira jajaran Polres Gowa beserta sejumlah awak media.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan selama kurun waktu 10 hari tersebut terhadap 1205 responden di 18 kecamatan di Kabupaten Gowa, diantaranya :

a. Masalah utama yang dikeluhkan masyarakat Kabupaten Gowa diantaranya kesulitan mencari lapangan kerja, harga kebutuhan pokok yang mahal, ketersediaan air bersih, sulitnya memperoleh pupuk, dan beberapa hal lainnya,” ungkap Resti.

b. Masyarakat memutuskan untuk memilih calon anggota legislatif ketika di depan kotak suara pada hari pemilihan dan pada masa kampanye. 

c. Adanya kampanye tatap muka yang juga telah berlangsung saat ini di masyarakat, dan partai Golkar, Gerindra, PPP, Demokrat dan Nasdem yang mendominasi kegiatan kampanye di masyarakat. 

d. Jika dikonversi dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) atas hasil survei, untuk penerima bingkisan dari caleg saat ini berada dikisaran angka 100rb pemilih.

e. Bingkisan yang banyak diberikan caleg dalam masa Pemilu saat ini adalah sembako, baju dan alat sholat.  

f. Caleg juga memberikan dalam bentuk uang dengan nominal rata-rata di kisaran Rp 50.000,- untuk wilayah pedesaan dan Rp.100.000.- ke atas untuk wilayah perkotaan. 

g. Masyarakat menerima bingkisan/uang biasanya 7 hari sebelumnya, 3 hari sebelumnya dan sebulan sebelumnya. 

h. Modus terbaru adalah pemberian uang setelah pemilihan berdasarkan jumlah suara yg diperoleh dari hasil penghitungan TPS.

i. Tim sukses merupakan mediator dalam pembagian sembako.

j. Untuk di wilayah dataran tinggi, masyarakat biasanya meminta bantuan seperti pipa air, terkait kurangnya ketersediaan air bersih. 

k. Bantuan pada masa kampanye untuk calon pengantin, lebih pada peminjaman mobil pribadi; sedangkan untuk acara kematian pada sumbangan, konsumsi, ambulance, dan kursi. 

l. Ketua RT dan Kepala desa menjadi indikator penting dalam mengintimidasi warga.

m. Pemilihan Kepala Desa yang lalu dianggap lebih banyak intimidasinya daripada pileg dan pilpres 

n. Masyarakat lebih cenderung memilih anggota legislatif di tingkat kabupaten karena ada hubungan keluarga. 

o. Konflik umumnya terjadi pada saat pemilihan kepala desa. 

p. Masyarakat menganggap pemberian sembako/bingkisan dari calon bukanlah money politic.

q. Adanya keterlibatan ASN dan perangkat kewilayahan dalam mengintimidasi warga memilih calon.

r. Adanya keterlibatan penyelenggara di hampir semua kecamatan, mulai dari PPL, Panwascam, PPS dan PPK.

s. Adanya dugaan aparat keamanan yang bermain dengan caleg di Kecamatan Bajeng Barat. 

t. Dari 18 kecamatan, 90% responden di Kecamatan Barombong mengaku pernah menerima uang selama masa pemilihan umum, baik pileg, pilkada dan pilkades serta akan berpartisipasi jika ada uang yang diberikan.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Gowa Akbp Shinto Silitonga, SIK., MSi mengungkapkan hasil penelitian tersebut akan dijadikan masukan dan pembelajaran bagi personil Polres Gowa dan Polsek jajaran serta Bawaslu hingga tingkat Panwascam guna mencegah sekaligus mempersempit ruang gerak oknum yang ingin menciderai Pemilu 2019 dengan politik uang maupun konflik lainnya.

Komentar