Menu Close Menu

Listrik di Selayar Sering Padam, Pengelola Dapur Program MBG Minta Maaf

Senin, 04 Agustus 2025 | 15.03 WIB

 


Dheannews– Pengelola dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kepulauan Selayar menyampaikan permohonan maaf kepada para siswa dan pihak sekolah atas kemungkinan adanya kekurangan atau keterlambatan dalam pelayanan distribusi makanan dalam beberapa waktu terakhir. 


Permohonan ini disampaikan menyusul kondisi pasokan listrik yang kerap padam dan berdampak langsung pada operasional dapur MBG.


Ketua Yayasan Assoong Kabajikang Silajara, Zubair Nasir, menjelaskan bahwa gangguan listrik yang terjadi berulang kali telah menimbulkan sejumlah kendala teknis dalam proses produksi dan distribusi makanan. Pihaknya bahkan terpaksa mengoperasikan genset selama 24 jam penuh untuk menjaga kelangsungan layanan dapur.


“Karena listrik sering padam, kami harus mengoperasikan genset nyaris tanpa henti. Dampaknya, anggaran operasional kami meningkat drastis, terutama untuk pengadaan bahan bakar yang hingga kini masih dibeli secara eceran di pengecer lokal karena belum ada fasilitas atau mekanisme khusus dari SPBU atau Pertamina yang mengatur kebutuhan BBM untuk dapur MBG,” ujar Zubair, Senin (4/8/2025).


Menurutnya, pengelola SPPG yang berada di bawah naungan yayasan harus menyesuaikan pengeluaran secara darurat agar layanan kepada siswa tidak terganggu. Namun kondisi ini tidak ideal dan menimbulkan tekanan baru terhadap ketersediaan anggaran di lapangan.


Zubair menyampaikan harapan dan doa bagi para teknisi PLN agar diberi kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Ia juga berharap agar ke depan frekuensi dan durasi pemadaman dapat diminimalkan, khususnya di wilayah-wilayah yang menjadi jalur distribusi dapur MBG.


“Kami memahami bahwa PLN sedang menghadapi tantangan teknis yang cukup berat. Kami turut mendoakan semoga semua teknisi PLN di lapangan senantiasa diberi kekuatan untuk segera menyelesaikan permasalahan ini. Harapan kami sederhana, semoga ke depan jalur listrik yang mengaliri dapur-dapur MBG dapat lebih stabil agar pelayanan kepada siswa bisa berlangsung optimal,” imbuhnya.


Selain itu, pihak yayasan juga berharap Pertamina dapat memberikan kemudahan layanan pembelian bahan bakar non-barcode bagi kebutuhan operasional dapur MBG, sebagai bentuk dukungan terhadap program nasional yang menyasar gizi anak-anak Indonesia.


“Kami sangat berharap ada kebijakan dari SPBU Pertamina yang memungkinkan pembelian BBM operasional dapur MBG secara non-barcode atau dengan mekanisme khusus, agar pengadaan bahan bakar tidak lagi bergantung pada pengecer. Ini penting demi kelancaran pelayanan dan efisiensi anggaran,” tutup Zubair Nasir.


(As)

Komentar