BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT — Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Bengkayang, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan perhatian khusus pada potensi hilirisasi komoditas jagung dan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Di area pameran yang menampilkan berbagai produk turunan jagung lokal, Presiden Prabowo meninjau satu per satu stan milik masyarakat dan pemerintah daerah. Ia tampak antusias menyimak penjelasan mengenai proses produksi olahan jagung, mulai dari keripik, dodol, hingga sirup berbahan dasar jagung.
“Pak Presiden bertanya langsung soal potensi pengembangan jagung di Bengkayang yang berada di wilayah perbatasan. Beliau mengapresiasi upaya kami dalam meningkatkan nilai tambah dari komoditas ini,” ujar Yulianus, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bengkayang.
Tak hanya sekadar meninjau, Presiden Prabowo bahkan membeli langsung beberapa produk olahan jagung yang dipamerkan. Respons positif itu menjadi sinyal kuat bagi UMKM di daerah bahwa inovasi lokal mendapat tempat dalam strategi nasional.
“Beliau tampak terkejut ketika mengetahui jagung bisa diolah menjadi berbagai produk seperti dodol dan sirup. Bahkan, beliau langsung membelinya sebagai bentuk dukungan,” tambah Yulianus.
Presiden juga menyampaikan pesan strategis agar pengembangan komunitas jagung di Bengkayang mendapat perhatian penuh, termasuk dari jajaran kementerian terkait. Arahan langsung disampaikan kepada Menteri Pertanian yang mendampingi kunjungan tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga berdialog dengan Prof. Ali Zum Mashar, tokoh nasional di bidang bioteknologi pertanian. Diskusi mencakup inovasi teknologi pertanian yang memungkinkan swasembada jagung dan kedelai dalam waktu dua tahun.
“Pak Presiden sangat antusias dan langsung memberi arahan kepada Menteri Pertanian dan Kapolri: dua tahun, kita harus swasembada kedelai. Itu janji beliau,” ungkap Prof. Ali.
Lebih lanjut, Presiden meminta agar inovasi berbasis teknologi ini tidak hanya terbatas di Bengkayang, tetapi diterapkan secara luas di seluruh Indonesia. Ia menekankan pentingnya dukungan menyeluruh terhadap petani, termasuk pendampingan, pembiayaan, dan penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan).
“Petani jangan dibiarkan berjuang sendiri. Kita siapkan pendamping, pemodal, teknologi, semuanya terintegrasi demi meningkatkan kesejahteraan petani,” tegas Prof. Ali, menyampaikan arahan Presiden.
Kunjungan ini sekaligus mempertegas komitmen Presiden Prabowo dalam membangun ekonomi kerakyatan melalui industrialisasi sektor pertanian, khususnya hilirisasi jagung, serta mendorong peran aktif UMKM lokal di daerah perbatasan sebagai garda terdepan ketahanan pangan nasional.
Komentar