Menu Close Menu

Laos dan Kamboja Jadi Potensi Besar Pariwisata Indonesia

Rabu, 17 Oktober 2018 | 15.04 WIB
DHEAN.NEWS VIENTIANE – Wonderful Indonesia membukukan catatan positif di Laos dan Kamboja. Lewat table top meeting di dua negara, brand milik Kementerian Pariwisata itu meraih total transaksi USD719.907.

Table top meeting di Laos digelar di Lao Plaza Hotel di Viantiane, Laos, Rabu (10/10). Hadir dalam kegiatan ini, Duta Besar RI untuk Laos Pratito Soeharyo dan Wakil Menpar Laos HE Savankhone Razmountry.

Di Laos, Wonderful Indonesia membukukan transaksi USD253.890. Bila mengacu nilai kurs USD1=Rp15.179, Wonderful Indonesia meraih pendapatan Rp3,85 Miliar. Potensi ini adalah hasil transaksi dari 650 pax. Total 6 seller asal Indonesia diturunkan. Mereka berasal dari Bali, Jawa Barat, dan Yogyakarta. Untuk buyers asal Laos jumlahnya 40.

“Laos dan Kamboja secara umum pasar potensial. Optimalisasi pasar dari kedua negara tersebut harus dilakukan. Arus devisa nantinya akan terus membesar seiring kunjungan-kunjungan wisatawan dari dua negara itu,” Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Ni Wayan Giri Adnyani, Minggu (14/10).

Market Kamboja tidak kalah potensial. Dihelat di Raffles Hotel Le Royal, Phnom Penh, Kamboja, Kamis (11/10), table top meeting menghasilkan potensi yang lebih besar. Jumlahnya mencapai USD466.017 atau Rp7,07 Miliar dengan nilai kurs sama. Jumlah ini hasil transaksi dari 738 pax.

“Pasar Kamboja ini sangat menjanjikan. Responnya juga sangat bagus. Mereka ternyata sangat antusias sekali dengan destinasi pariwisata di Indonesia,” terang Giri Adnyani.

Di Kamboja, Wonderful Indonesia menyertakan 8 sellers. Mereka berasal dari Bali, Jawa Barat, dan Yogyakarta. Program table top meeting ini diikuti oleh 40 buyers Kamboja. Agenda ini juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Kamboja Bapak Sudirman Haseng, Deputy Director General Ministry of Tourism Cambodia HuL Seila, dan President Cambodia Association of Travel Agents Chhay Sivlin.

Memanfaatkan momentum, Wonderful Indonesia pun menggelar Cambodia Travel Mart (CTM), 11-13 Oktober 2018. Lokasinya di Diamond Island Convention and Exhibition Center, Phnom Penh. Berpartisipasi dalam pameran itu dua sellers asal Yogyakarta.

“Agenda table top meeting di Kamboja sukses. Respon publik Kamboja sangat luar biasa. Optimalisasi pasar Kamboja pun akan terus ditingkatkan,” katanya lagi.

Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh menjelaskan, Kamboja dan Laos penjadi poros penting.

“Laos dan Kamboja ini posisinya tetap penting. Ada nilai bisnis yang bisa dioptimalkan dari dua negara ini. Khusus Kamboja, penguatan pasar ini harus diupayakan secepatnya. Pembukaan direct flight mutlak dibutuhkan. Sebab, opsi bisnisnya besar dan ke depannya menjanjikan,” tutur Masruroh.

Market Kamboja memang terus tumbuh. Kenaikan orang kaya baru di Kamboja pun mencapai 20%-30%. Mereka ini masuk kelas menengah yang potensial untuk ditarik berkunjung ke Indonesia. Arus masuk wisatawan asal Kamboja juga tumbuh 2% di 2017 dengan angka riil 6.000 orang. Pada 2016, jumlah arus kunjungan hanya 5.000 orang.

“Jumlah arus masuk wisatawan Kamboja memang belum maksimal. Namun, kunjungannya terus naik dari tahun ke tahun. Penguatan Kamboja ini membuka alternatif baru pasar pariwisata bagi Indonesia,” katanya lagi.

Pertumbuhan ekonomi makro Kamboja juga cukup positif. Sebab, Kamboja menjadi salah satu tujuan ekspor Indonesia. Neraca perdagangannya saat ini bahkan surplus. Artinya, kemampuan daya beli dari masyarakat Kamboja cukup menjanjikan. Dari aktivitas ekspor Indonesia menuju ke Kamboja didulang inkam USD500 juta. Lalu, arus sebaliknya USD50 juta.

“Progress pasar Laos dan Kamboja secara umum sangat positif. Aktivitas transaksi yang dihasilkan ini menjanjikan. Pergerakannya bagus. Untuk itu, kami akan mendorong maskapai untuk membuka jalur direct flight Indonesia-Kamboja,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryOfTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok. (*)

Komentar