Menu Close Menu

Sanggar Tari Manai, Wakil Papua Barat Raih Penghargaan pada Parade Tari Nusantara

Jumat, 24 Agustus 2018 | 19.14 WIB

DHEAN.NEWS TELUK WONDAMA - Tari Wemayai Atuma Dema asal Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat terpilih sebagai tarian dengan sajian deskripsi terbaik (penyaji unggulan) dalam Parade Tari Nusantara (PTN) ke-37 yang diselenggarakan di Sasano Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta baru-baru ini.

Wemayai Atuma Dema diangkat dari cerita klasik masyarakat Pulau Roon, Kabupaten Teluk Wondama. Tarian itu sendiri merupakan tarian perang yang mengisahkan tentang perang suku di pulau Roon, Kabupaten Teluk Wondama. Tepatnya perang antara marga Ajamiseba dan marga Rumadas untuk memperebutkan daerah kekuasaan.

Perang antara kedua marga itu terjadi secara terus menerus sehingga menimbulkan korban yang cukup banyak di antara kedua belah pihak. Untuk mendamaikan kedua marga itu dipilih seorang anak kecil sebagai anak tebusan.

Tarian ini dibawakan oleh Sanggar Tari Manai asal Wasior, ibukota Kabupaten Teluk Wondama yang terpilih mewakili Provinsi Papua Barat dengan koreografer Hasidin Krey.
“Anak itu adalah Jhon Ariks yang bersedia mengganti marganya menjadi Johan Ajamiseba atau yang dibiasa dipanggil Jan Ayamiseba, “ terang Hasidin melalui pesan whatsapp yang diterima media ini, Kamis (23/8/2018).

Capaian yang diukir Sanggar Manai merupakan prestasi terbaik yang diraih Provinsi Papua Barat dalam ajang Parade Tari Nusantara. Papua Barat tercatat sudah 5 tahun berturut-turut ambil bagian dalam ajang tersebut.

“Selama 5 tahun kegiatan PTN Provinsi Papua Barat tidak pernah masuk dalam setiap kategori yang dilombakan. Pada tahun ke-6 ini baru Papua Barat yang diwakili Kabupaten Teluk Wondama berhasil mengukir prestasi, “ demikian Hasidin.

Selain piala dan piagam pengharaan dengan predikat penyaji unggulan, deskripsi tari Wemayai Atuma juga akan mengisi perpustakaan Taman Mini Indonesia Indah.

“Deskripsi dari tarian daerah kita akan menjadi contoh pembuatan deskripsi pada setiap kegiatan PTN setiap tahun. Ini tentu merupakan kebanggaan bagi masyarakat Papua Barat, “ pungkas Hasidin yang berprofesi sebagai PNS Pemkab Teluk Wondama.

Tari Wemayai Atuma Dema sendiri dibawakan oleh 9 penari terdiri dari 5 laki-laki dan 4 perempuan. Musik pengiring dikreasikan oleh Ferdinan Imbiri dengan penata rias dan kostum oleh Yustina Debora dan Meylani Rewul. Satu dari penari laki-laki yakni Reinhard Krey yang masih berusia 11 tahun, pelajar kelas 6 SDInpres Wasior. (Nday)

Komentar