Menu Close Menu

Obsesi Syarifuddin, Tokoh Masyarakat Bontobahari Merangkai Kesempurnaan Festival Perahu Phinisi ke 9

Minggu, 09 September 2018 | 23.32 WIB

DHEAN.NEWS BULUKUMBA - Parade obor Asean Games 2018 yang terangkai lewat kegiatan ekspedisi pelayaran antar kota di belahan nusantara dengan menggunakan perahu Phinisi Raja Naga Laut milik salah seorang investor dan sekaligus pengusaha pariwisata asal Skotlandia bernama, Stuart Hoggard, menyisakan catatan sejarah tersendiri dalam pelaksanaan event Festival Phinisi kesembilan ditahun 2018 yang akan dihelat Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi-Selatan melalui rangkaian prosesi Anyorong Lopi atau mendorong perahu pada hari, Jum’at, (18/09) mendatang, bertempat di kawasan Pelabuhan Pelelangan Ikan (PPI) Bontobahari.

Tabuhan gendang disertai ritual Pamanca, dan pembacaan sinopsis Anyorong Lopi, dipastikan akan mengisi dan memeriahkan penyelenggaraan tradisi Anyorong Lopi yang telah ditetapkan sebagai event kalender wisata tahunan Kabupaten Bulukumba.

Kegiatan ini, bahkan berhasil menggugah dan menginspirasi pengusaha pengrajin perahu phinisi di wilayah administratif Kecamatan Bontobahari untuk kembali turun ‘gunung’ dan bersama-sama membesarkan nama perahu kebanggaan masyarakat kota Butta Panrita Lopi, lewat event festival phinisi kesembilan tahun 2018. 

Salah seorang warga masyarakat Bontobahari, Syarifuddin bahkan tak sungkan mengungkapkan niat tulusnya untuk menjadikan Bontobahari sebagai sentra pembelajaran dan balai latihan kerja (BLK) pembuatan perahu phinisi bagi kalangan generasi muda dengan melibatkan para tetuah pembuat perahu phinisi terdahulu.

Teori dan praktek pembuatan perahu phinisi akan diwariskan secara bertahap kepada generasi muda Bontobahari untuk membangun rasa bangga dan memiliki terhadap perahu phinisi yang selama ratusan abad telah membelah alur pelayaran dunia.

Rasa bangga sebagai masyarakat maritim dan generasi pelaut ulung harus dibangun sejak dini di kalangan generasi muda untuk menjaga dan melestarikan nama besar perahu phinisi yang merupakan warisan keterampilan turun-temurun dari leluhur dan nenek moyang masyarakat Bontobahari.

Jika tidak diwariskan dari sekarang, bukan sebuah hal yang mustahil, perahu phinisi hanya tinggal akan menyisakan nama dan kenangan. Ungkapan ini diutarakan Syarifuddin dalam perbincangan ringan dengan wartawan pada hari, Sabtu, (08/09) siang kemarin.

Cita-cita dan harapan untuk membangun Balai Latihan Kerja Pembuatan Perahu Phinisi yang diutarakannya, ternyata tak sekedar isapan jempol. Terbukti, jauh sebelum itu, ia telah menyiapkan lahan tanah pribadinya, untuk dijadikan sebagai lokasi BLK.

Terobsesi oleh cita-cita tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Bulukumba, Muh. Ali Salleng, kontan memberikan apresiasi untuk mengembalikan nama besar Bontobahari sebagai Sentra Pembuatan Perahu Phinisi melalui rencana penetapan Bontobahari sebagai lokasi pemusatan festival phinisi ke sepuluh tahun 2020 mendatang.

Jika tidak aral melintang, pelaksanaan event festival phinisi kesepuluh tahun depan direncanakan akan mulai dipusatkan penyelenggaraannya di Bontobahari. Pemerintah kecamatan bersama masyarakat juga akan diberi kepercayaan penuh untuk mendesign tekhnis pelaksanaan kegiatan, termasuk dari sisi penataan kawasan sentra kuliner.

Pemerintah kabupaten sendiri hanya akan tinggal memberikan dorongan dan support kepada masyarakat serta pemerintah kecamatan untuk memenuhi kekurangan dan kendala tekhnis yang dialami oleh panitia, pungkas Ali Saleng menimpali obsesi mulia Dg. Pudding, sapaan akrab bagi pria pemilik nama lengkap, Syarifuddin yang sehari-harinya dikenal sebagai salah seorang tokoh masyarakat. (fadly syarif)

Komentar