Menu Close Menu

Asosiasi Pertambangan Rakyat Indonesia (APRI) KOLAKA UTARA: DESAK PENYELIDIKAN IUP FIKTIF PT. ABB

Rabu, 05 November 2025 | 21.59 WIB

 


Kolaka Utara - Asosiasi Pertambangan Rakyat Indonesia (APRI) Kabupaten Kolaka Utara, melalui Koordinatornya, Haeruddin, menyampaikan keprihatinan dan desakan keras terkait kemunculan nama PT. Anugerah Bukit Besar (ABB) ada 3 IUP dengan luasan yang berbeda di sistem Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM dengan status Operasi Produksi (OP). Fenomena ini sangat mengganggu tata kelola pertambangan daerah karena berdasarkan data dan rekam administrasi daerah, perusahaan tersebut tidak pernah tercatat.


Ada beberapa pihak yang kami temui dan memintai keterangan serta mempertanyakan terkait keberadaan IUP PT. ABB semua yang kita temui tidak mengakui keberadaan perusahaan tersebut, baik dengan status Eksplorasi ataupun Operasi Produksi. Selain dari pada itu setelah kita Cek di Blok IUP Sulawesi Tenggara Tahun 2017 dalam Peta tidak menemukan Jejak atau koordinat IUP PT. ABB, nah semntara kalau kita membandingkan data di Modi Esdm penerbitannya IUP tersebut Tahun 2014.


Maka kami menduga bahwa kemunculan PT. Anugrah bukit Besar (ABB) dalam diskusi kami ada Indikasi menerbitkan IUP Fiktif dengan tanggal dan waktu yang dimundurkan (back date) seolah-olah IUP tersebut pernah diterbitkan pemerintah kabupaten Kolaka Utara direntang waktu 2009-2013, dan juga disertai pencabutan fiktif seolah-olah IUP itu sudah dicabut dan kemudian dengan dalih bahwa IUP itu dicabut oleh Pemda Kolaka Utara, mereka kemudian melakukan upaya Hukum melalui PTUN dan memenangkan proses PTUN. Meski mereka menang melalui PTUN namun kami melihat ada proses manipulasi terkait dokumen dokumen dalam proses persidangan. 


Haeruddin menegaskan, “APRI Kolaka Utara akan mengawal proses ini sampai tuntas. Jika terbukti ada permainan dokumen dan penyalahgunaan wewenang, kami akan mendesak penindakan hukum tegas. Kepentingan rakyat dan keberlanjutan lingkungan tidak boleh dikorbankan demi kepentingan segelintir pihak.”


Komentar