Menu Close Menu

Cegah Penyalahgunaan Narkoba, 76 Desa Adat di Bali Resmi Bentuk Aturan Adat

Rabu, 15 Mei 2019 | 19.04 WIB
DHEAN.NEWS BALI - Komitmen masyarakat Bali untuk mendukung upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) kian terlihat. Tak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah saja, namun juga dilakukan oleh banyak Desa Adat di Bali.  Terbukti dengan telah terbentuknya Pararem (Aturan Adat) Anti Narkoba di 76 Desa Adat  yang tersebar di lima kabupaten dan kota di Provinsi Bali. 

Hal ini disampaikan oleh I Putu Gede Suastawa saat menghadiri Penandatanagann MoU antara BNN dengan Universitas Udayana di Gedung Fakultas Kedokteran Unud, Selasa (14/5). Lima Kabupaten yang telah membentuk pararem Anti Narkoba diantaranya adalah Badung, Denpasar, Buleleng, Karangasem dan Klungkung. Bertahap, seluruh Desa Adat yang ada di Bali nantinya juga akan membentuk Pararem Anti Narkoba sebagai pedoman masyarakat adat. 
Sementara itu, Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyampaikan pihaknya sangat mendukung upaya P4GN di Provinsi Bali. Hal ini secepatnya akan dijadikan program utama provinsi bali dengan melibatkan semua pihak, termasuk desa adat. Wayan Koster menilai program pemberantasan narkoba sangat penting mengingat Bali merupakan destinasi wisata dunia yang rawan terhadap penyalahgunaan narkoba.

"Kelebihan bali dari daerah lain adalah adanya 1900 an desa adat di bali, saat ini sedang dibuat peraturan untuk menjadikan desa adat sebagai pilar pemberantasan narkoba melalui pararem dan dipayungi oleh peraturan daerah", ungkap Gubernur Bali.
Di waktu yang sama, Kepala BNN, Heru Winarko, menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat bali atas atensinya terhadap permasalahan Narkoba. Kepala BNN menilai masyatrakat bali memiliki resistensi yang sangat tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba. Adanya peraturan dari Desa Adat di 76 desa membuktikan bahwa seluruh elemen masyatrakat di Provinsi Bali peduli terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba. 

“Kita harapkan ini akan efektif, bukan hanya dampak narkoba, tapi semua dampak yang negatif karena di sini kearifan lokal yang dioptimalkan," tuturnya.

Melihat hal tersebut, BNN optimis sosialisasi melalui pendekatan kultural akan lebih bisa menyentuh masyarakat dan berharap akan semakin banyak masyarakat Bali yang imun terhadap penyalahgunaan narkoba. BNN

Komentar