Menu Close Menu

Menko Maritim: Dunia Akan Lebih ‘Mengenal’ Indonesia Lewat AM IMF-WB

Selasa, 18 September 2018 | 17.46 WIB

DHEAN.NEWS JAKARTA - Menjelang pertemuan Annual Meeting International Monetary Fund – World Bank (AM IMF-WB) 2018 yang akan diselenggarakan bulan depan di Bali, berbagai persiapan telah dilakukan pemerintah Indonesia demi kelancaran ajang pertemuan keuangan terbesar di dunia tersebut. Pertemuan ini juga akan memberikan banyak benefit kepada Indonesia sebagai tuan rumah, di bidang ekonomi, politik, perbankan, investasi dan pariwisata.

“Sebagai gambaran satu juta penumpang sama dengan satu miliar dollar US. Kita juga bersihkan TPA Suwung, bereskan Pelabuhan Benoa, patung GWK selesai dan lain sebagainya. Dari dampak politik sangat banyak, dunia akan melihat kita nanti, mereka akan lebih kenal Indonesia serta memandang kepemimpinan Indonesia di kawasan,” ujar Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan, usai Rakor Tingkat Menteri Panitia Nasional AM IMF – WB di Gedung Juanda, Kementerian Keuangan, Senin (17/9/2018).

Konsep yang dipilih dalam AM IMF WB 2018 adalah tagline “Voyage to Indonesia”, yang artinya sebuah perjalanan menuju tempat penemuan baru. Tagline ini dipilih dikarenakan Indonesia adalah negara maritim terbesar di muka bumi dan Indonesia adalah pusat perhelatan dimana akan banyak negara-negara di dunia akan melabuhkan kapalnya ke negeri ini.

AM IMF-WB Akan Bantu Memulihkan Lombok

Menko Luhut mengatakan, ajang AM IMF – WB sekaligus dapat membantu memulihkan Lombok pasca bencana gempa, utamanya di bidang pemulihan dan peningkatan pariwisata.

“Acara ini sekaligus membantu saudara-saudara kita di Lombok untuk pemulihan. Untuk Gili dan Mandalika, akan kita dorong pemulihan di sektor pariwisata disana. Nanti kita juga akan mengadakan pertemuan di Mandalika,” tambahnya.

Mitigasi Pelemahan Rupiah

Terkait dengan pelemahan nilai rupiah atas dollar AS, Menko Luhut menjelaskan agar setiap pihak mesti bersabar dan mempercayai kemampuan pemerintah yang telah berhasil memitigasi pelemahan rupiah.

“Kita mesti sabar, seperti yang saya katakan tadi, kenapa dollar menguat karena dia (AS) punya kebijakan menarik dollar nya ke Amerika dan kita memitigasi. Nah, sekarang kita berhasil memitigasi itu. Menteri Keuangan juga Gubernur BI punya kredibilitas melakukan PR nya. Mereka telah mengelola fiskal dan moneter dengan sangat baik. Secara teknis, sekarang kami giatkan TKDN, seperti misalnya biodiesel, pariwisata, B20 kemudian insentif- insetif ini sedang dibahas, dan sekarang sedang dalam tahap penyusunan dan eksekusi,” tutupnya.

Komentar