Menu Close Menu

Mencari Peluang Bisnis di Negeri Zeus

Kamis, 20 September 2018 | 18.29 WIB

DHEAN.NEWS ATHENA - Orang bijak mengatakan “Peluang bisa datang kapan dan dimana saja". Itulah yang dilakukan oleh pemilik Batik Dara Baro dan PT. Tunas Baru Lampung tbk. Di tengah kondisi perekonomian global yang kurang baik, kedua perusahaan tersebut berani mengambil tantangan dan tetap optimis untuk dapat menembus pasar Yunani. Hal ini ditunjukkan dengan keikutsertaan pada the 83rd Thessaloniki International Fair (TIF) yang berlangsung hingga 16 September 2018 di Helexpo Thessaloniki. TIF merupakan pameran terbesar di Yunani dan paling penting di Eropa Tenggara untuk semua bidang bisnis.

Pameran yang pada tanggal 8 September 2018 dibuka langsung oleh Perdana Menteri Alexis Tsipras tersebut diikuti oleh beberapa negara selain Indonesia seperti Siprus, India, Portugal, Bulgaria, Polandia, Luksemburg, Iran, Rumania, Rusia, Taiwan, Vietnam, Uzbekistan, Turki, Former Yugoslav Republic of Macedonia (FYROM), Bangladesh, China, Mesir, Italia dan Bulgaria. Portugal, Uzbekistan dan Bangladesh menjadi negara yang berpartisipasi pertama kalinya pada pameran tersebut. Adapun Amerika Serikat sebagai negara kehormatan tahun 2018 membawa 60 perusahaan besarnya diantaranya Facebook, Google, Intel, HP, Oracle, Microsoft, Lockheed Martin serta menjadi negara dengan pavilion terbesar di the 83rd TIF, disusul dengan India (negara kehormatan tahun 2019), dilanjutkan dengan China, negara kehormatan tahun lalu. 

Keikutsertaan Indonesia menjadi ajang untuk memperkenalkan produk Indonesia, khususnya batik yang telah diakui oleh UNESCO tahun 2009 sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity. Perkenalan produk Indonesia tidak hanya untuk kalangan pembisnis/ masyarakat Yunani, namun juga kepada warga negara asing yang mengikuti pameran tersebut. Selain itu, Indonesia juga memperkenalkan produk-produk PT. Tunas Baru Lampung tbk yang mengirimkan contoh palm oil untuk dipamerkan pada kegiatan tersebut.

Pemilik serta desainer batik Dara Baro, Dimita Agustin Jacob dan Muhamad Husni Thamrin yang terjun langusng ikut serta dalam pameran tersebut menyatakan keingintahuannya mengenai desain, warna dan material yang disukai oleh masyarakat Yunani dan menjadi kesempatan yang baik untuk bertemu mitra bisnis dengan harapan dapat menembus pasar Yunani. Perusahaan yang berlokasi di Bintaro sejak tahun 2005 tersebut kini telah memiliki karyawan sebanyak 15 orang juga telah memasarkan produknya ke Sogo Department Store dan Galeries Lafayette Jakarta.

Paviliun Indonesia atas inisiasi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Athena yang sejak dibuka tanggal 8 September 2018 telah dikunjugi oleh pengusaha/ masyarakat Yunani maupun dari negara lain, salah satunya Duta Besar Luksemburg untuk Yunani, S.E. Monsieur Paul Alphons STEINMETZ. Para pengunjung menyatakan kekagumannya mengenai keunikan desain dan warna yang dimiliki oleh Dara Baro. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah mengenai bahan dasar yang digunakan dimana Dara Baro saat ini masih menggunakan bahan dari polystyrene yang disukai oleh masyarakat Indonesia, di sisi lain masyarakat Yunani lebih menyukai pakaian dengan bahan dasar katun maupun silk. “Indonesia is an extraordinary country with extreme unique clothing patterns like batik, each region has different characteristics. One of them is here now" ungkap Katlin Waters, salah satu pengunjung WN America yang pernah ke Indonesia dan saat ini sedang berlibur ke Thessaloniki.

“Kehadiran Indonesia dalam setiap pameran bertujuan untuk memberi kesempatan kepada pengusaha kita untuk memperkenalkan produknya dan mencari peluang bisnis di luar negeri yang pada akhirnya akan berdampak positif pada perekonomian Indonesia" ungkap Duta Besar RI untuk Yunani, Ferry Adamhar.

Data statistik Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Perdagangan RI memperlihatkan pada tahun 2017 terdapat sejumlah indikator perdagangan RI-Yunani mencapai nilai tertinggi pada kurun waktu 5 tahun terakhir, yaitu nilai total perdagangan (280,93 juta US Dollars), ekspor (181,48 juta US Dollars), impor (99,45 juta US Dollars) dan surplus neraca perdagangan di pihak Indonesia (88,03 juta US Dollars). Selain itu trend beberapa indikator perdagangan kedua negara untuk periode 2013-2017 melebihi capaian nasional, yakni total perdagangan (1,30% vs -4,71%), ekspor (2,95% vs -3,43%) dan impor (-1,58% vs -6,01%).  Komoditas ekspor utama Indonesia ke Yunani adalah kelapa sawit, kertas, alas kaki, palm kernel dan cerutu. Sementara produk yang paling banyak diimpor dari Yunani ke Indonesia ialah kapas, kertas bekas, tinta cetak, tembakau dan teropong.  

Pada periode 2013-2017, terdapat 128 trending produk ekspor Indonesia ke Yunani, dengan trend pada kisaran 0,20% - 534,74%. Komoditas ekspor ke Yunani dengan trend tertinggi adalah parts of lamps and light fittings, cotton women's track suits, wooden frames, snails dan fibre women's track suits.​ (​Sumber: KBRI Athena)

Komentar