Menu Close Menu

Jemaah Bahagia Kembali ke Tanah Air

Rabu, 19 September 2018 | 14.53 WIB

DHEAN.NEWS MADINAH - Daryanto dari Kudus tergabung di Kloter SOC 56 mengaku puas dengan pelayanan kesehatan selama di Tanah Suci. “Tim kesehatan kompak dan cepat tanggap. Mereka juga proaktif memeriksa jemaah ke kamar-kamar. Saya pernah batuk, diberi obat, alhamdulillah sembuh,” terang Daryanto di ruang tunggu Bandara Amaa, Madinah (13/9). Ia dan rombongannya tidak lama lagi akan bertolak ke Indonesia.

Ia juga menyatakan bahwa alat pelindung diri yang diberikan Pemerintah, sangat berguna. Daryanto mengaku pernah batuk karena sempat tidak menggunakan masker saat di Arafah. Dengan kejadian tersebut, ia memutuskan menggunakan masker khususnya saat keluar pondokan.

“Terima kasih kepada petugas kesehatan yang terus mengingatkan untuk selalu pakai masker. Sekarang saya selalu pakai masker. Jumlah yang diberikan juga cukup untuk dipakai selama haji,” ungkapnya.

Candra, dokter di Kloter SOC 56 telah mengecek kesehatan jemaah sejak 1 hari sebelum kepulangan.

“Kemarin kami sudah melakukan sweeping kepada jamaah resiko tinggi dan jemaah yang memerlukan pengawasan khusus yaitu jemaah yang baru pulang dari KKHI dan RSAS. Kami periksa semua, masuk ke kamar-kamar untuk cek GDS-nya (gula darah sewaktu) dan tensinya,” kata Candra.

Selain memeriksa, ia juga memesankan kepada jemaah agar menjaga kondisi kesehatan masing-masing dengan menjaga makan.

“Karena yang tahu kesehatan adalah jamaah sendiri. Dokter tidak tahu kondisi masing-masing maka jemaah dianjurkan untuk menjaga makan. Jemaah juga diingatkan untuk melakukan relaksasi di pesawat nanti,” tambah Candra.

Sejak awal, Candra selalu mengingatkan jemaah untuk sehat. “Mind set sehat, sehat, sehat, selalu diingatkan. Bahwa obat bukan segalanya,” ungkap Candra lagi.

Karsiti, jemaah asal Purwakarta yang tergabung dalam Kloter JKS 58 juga menyatakan terima kasih karena petugas kesehatan sudah merawatnya.

Ia sempat malas makan dan lemas. Petugas kesehatan rutin memberi susu untuk menambah nutrisi.

“Si Neng Dokter mah bageur (baik- red). Emak dikasih susu. Kalau susu habis, dikasih lagi. Emak makan pakai roti,” kata Karsiti.

Karsiti pernah diinfus di kamarnya karena tidak makan. Menurutnya,dokter atau perawat rutin memeriksa setiap 2 hari sekali. Sekarang ia sudah siap terbang, untuk segera bertemu cucunya di Purwakarta.

Komentar