Menu Close Menu

Mahasiswa STIKES Cut Nyak Dhien Langsa Dibekali Simulasi Tanggap Bencana oleh Kodim 0104/ATIM

Jumat, 31 Agustus 2018 | 11.36 WIB

DHEAN.NEWS ACEH TIMUR - Kodim 0104/Aceh Timur melalui Staf 2 Operasinya menggelar simulasi tanggap bencana, kali ini dengan materi “Bencana Banjir Bandang”. Dengan alur cerita ratusan warga yang sebagian besar ibu dan anak-anak ini tiba-tiba berhamburan keluar rumah dan berlari kearah sebuah gedung yang berlantai tiga. Dalam simulasi tersebut, warga menyelamatkan diri dari bencana banjir bandang. Diperkirakan tinggi air mencapai 2 meter, bertempat di Kolam Taman Hutan Kota Langsa, Desa Payobujok Seuleumak, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa, Kamis (30-08-2018).

Pasi 2 Operasi Kapten Inf Suharianto melalui Bintara Operasi Sertu Sulandi menerangkan bahwa setelah para Tim siaga mengevakuasi korban dengan menggunakan Boat / Perahu Karet, langsung membawa korban ke titik kumpul (Evakuasi), Mahasiswa dan Mahasiswi segera menyiapkan pos siaga dan dapur umum. Tim siaga yang merupakan Mahasiswa dan Mahasiswi Stikes Cut Nyak Dhien Langsa dengan sigap menolong korban luka, melakukan pendataan korban dan menginformasikan pada Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PMI dan Rumah Sakit setempat. Beberapa Mahasiswa dan Mahasiswi yang membawa Tas Tanggap Bencana (TATA) berusaha mengobati korban luka ringan, tergores dan memar. Ada pula Mahasiswa yang menandu korban menggunakan tandu darurat yang terbuat dari sarung dan dua batang bambu.


Risma Amanda (Prodi s1 keperawatan) salah satu Mahasiswi yang mengikuti latihan ini mengatakan kegiatan simulasi bencana ini memberikan manfaat bagi kami, agar bisa mengetahui cara mengatasi dan mengevakuasi sesuai dengan standar. Dan saya kini bisa tahu gambaran bila terjadi bencana banjir bandang, apa saja yang harus dilakukan,” katanya.


Diakui Risma, kegiatan simulasi bencana ini belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Ia bercerita, saat ia masih kecil, terjadi banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2006 lalu, evakuasinya kurang terkoordinasi. Mereka saling menyelamatkan diri masing-masing. 

Pasca dilaksanakan simulasi banjir bandang, kata Risma, Mahasiswa dan Mahasiswi Cut Nyak Dhien bisa mendapat pengetahuan dan pengalaman yang cukup, bagaimana cara menyelamatkan diri dan membantu mengevakuasi korban saat terjadi banjir bandang, tegasnya.

Komentar